Perempuan
Jawa
by: Reni Prasetia N
by: Reni Prasetia N
Di
pelopori oleh RA. Kartini sedikit demi sedikit perempuan-perempuan Jawa mulai
menemukan titik terang akan kejelasan haknya. Dan mulai bermunculanlah
gerakan-gerakan protes kaum perempuan dengan segala ketidak adilan yang selama ini mendera mereka. Hingga
akhirnya ada“emansipasi wanita” dan
munculah perundang-undangan yang menyatakan hak mutlak perempuan adalah dapat
sejajar dengan laki-laki dalam segala aspek baik politik, ekonomi, pendidikan,
sosial dsb. Dan hal ini juga sudah diakui di berbagai negara,tak terkecuali di
Indonesia.
Di
Indonesia, khususnya di pulau Jawa, Karena kondisi fisik perempuan lebih lemah
dibandingkan dengan laki-laki, perempuan
sering kali dianggap sebagai mahluk kedua, meskipun secara kuantitas perempuan
lebih unggul dibandingkan dengan laki-laki. Tidak hanya dari segi kuantitas
tetapi dari segi kualitas pun sebenarnya perempuan tidak kalah jika
dibandingkan dengan laki-laki. Muncunya “emansipasi
wanita” yang dipelopori oleh
RA.Kartini hanya memberikan hawa segar saja tetapi belum sepenuhnya bisa
mengeluarkan perempuan – perempuan Jawa dari belenggu peranan gender.
Fakta-fakta
mengenai perbedaan peran perempuan dan laki-laki yang sangat terasa di
kebudayaan Jawa:
- Masyarakat jawa memiliki pembatasan gender yang memperlihatkan kedudukan dan peran laki-laki lebih dominan daripada perempuan.
- Dalam rumah tangga perempuan dianggap sebagai “kanca wingking”.
- Perempuan seolah tidak untuk ranah publik.
- Perempuan selalu identik dengan kelembutan dan dari sudut pandang laki-laki berarti tidak boleh dan tidak bisa berbuat apa-apa.
- Perempuan tidak boleh mengeluarkan gagasannya karena pemikiran perempuan dianggap tidak logis dan kurang akurat.
- Perempuan tidak boleh menjadi pemimipin karena perempuan lebih dominan menggunakan perasaan.
- Perempuan harus menurut kata laki-laki (suami).
- Bahkan masyarakat jawa memberikan peribahasa sendiri untuk perempuan. Peribahasa itu berbunyi ”surgo nunut neroko katut”.
- Perempuan tidak harus sekolah tinggi-tinggi karena pada akhirnya dia juga bergulat didapur.
- Perempuan walaupun sudah bersanding dengan laki-laki tapi tetap saja tidak akan pernah bisa berdiri sejajar (maksudnya posisi dan peranan sosialnya).
Fakta-fakta
mengenai perempuan yang sering terlupa:
- Perempuan adalah “Soko Guru” atau tiang penyangga Negara.
- Perempuan merupakan tiangnya negara atau bisa dikatakan sebagai kuncinya negara. Karena jika generasi perempuan mengalami kemunduran atau merosot kualitasnya akan menyebabkan seluruh negara mengalami kemerosotan atau kemunduran.
- Perempuan adalah mahluk yang bisa melakukan apa saja.
- Perempuan adalah letak pendidikan pertama dari seorang anak.
- Perempuan lebih kuat daripada laki-laki, hal ini dilihat dari bagaimana perempuan pantang mengeluh dalam menghadapi kerasnya hidup.
- Perempuan lebih tegar daripada laki-laki, hal ini terbukti ketika perempuan tertimpa musibah, meskipun dia menangis tapi dia tetap tegar dan mencoba untuk terus bangkit.
- Perempuan bisa memerakan peran ganda yaitu mejadi ayah sekaligus ibu, ketika seorang perempuan telah ditinggal mati suami atau telah bercerai dengan suaminya.
0 Response to "Essay : Perempuan Jawa"
Posting Komentar